======= Logo_BP ======

BERITA PEMILU 2009

Senin, 22 Desember 2008

Revitalisasi Karet Di Barut Terkendala Jaminan Bank

Muara Teweh - Program revilitasasi perkebunan komoditi karet (non kemitraan) di Kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah 2008, yang ditargetkan seluas 2.000 hektar tersebar di enam kecamatan terkendala jaminan Bank.


"Saat ini revitalisasi karet belum berjalan karena pihak bank selaku peminjam modal tidak berani mengucurkan dana kepada petani karena tidak ada perusahaan selaku penjamin," kata Kepala Bidang Pengembangan Lahan, Sarana dan Perlindungan Perkebunan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barut Ir Sunoto di Muara Teweh,Jumat.

Program revilitasi perkebunan karet pada salah satu kabupaten di pedalaman Sungai Barito ini rencananya diterima calon petani (CP) di wilayah Kecamatan Teweh Tengah, Gunung Timang, Lahei, Gunung Purei, Teweh Timur dan Montallat.

CP yang telah di verifikasi sebanyak 90 kelompok tani dengan lahan seluas 5.000 dari 11.025 hektar usulan yang rencananya satu hektarnya rata-rata 500 bibit.

Kendala petani peserta revitalisasi karet ini juga dialami sejumlah petani lainnya di beberapa kabupaten di Kalteng, jelasnya.

Namun, kata Sunoto berkas administrasi yang lulus verifikasi itu masih belum dibuatkan surat keputusan (SK) Bupati Kabupaten Barut, karena kendala belum adanya bank yang berani memberikan kredit.

Padahal sesuai pedoman program revitalisasi perkebunan yang diterbitkan Dirjen perkebunan Departemen Pertanian semestinya bank tetap bisa menerima kredit petani karet tanpa ada perusahaan penjamin dan cukup sebagai jaminan berupa surat keterangan tanah (SKT).

"Calon petani yang sudah ditetapkan dalam SK tersebut bisa mendapat pinjaman dari bank," tegasnya.

Program revitalisasi karet di kabupaten pedalaman Sungai Barito 2007/2008 dialokasikan 7.000 hektar dengan kebutuhan bibit mencapai 35 juta pohon, kegiatan itu dilakukan bertahap hingga 2010 seluas 10.000 hektar.

Diharapkan program tersebut sudah bisa terealisasi 2009 dan tidak diberikan secara gratis melainkan nantinya petani mendapat pinjaman kredit dari perbankan dengan bunga rendah, tandas Sunoto.

Karet merupakan salah satu komoditi unggulan daerah ini dan sebagian besar masyarakatnya mengusahakan perkebunan karet baik menanam bibit lokal maupun unggul, tersebar di enam kecamatan yang luasnya mencapai 52.970 hektar dengan produksi mencapai 47.107 ton sheet (slab) per tahun.

Sumber:www.beritadaerah.com


banner_unlimited